Benjolan-benjolan di permukaan kulit akibat jerawat merupakan salah
satu musuh dalam penampilan. Hampir semua orang pernah punya dibuat
"pusing" oleh ulah jerawat, terutama di masa puber akibat pengaruh
hormonal.
Simak mitos-mitos mengenai penyebab timbulnya jerawat dan ketahui faktanya secara tuntas.
Mitos: Disebabkan muka yang kotor
Fakta: Berbeda dengan kepercayaan banyak orang, ternyata jarang
membersihkan muka bukanlah penyebab munculnya jerawat. Perlu diketahui
jerawat terjadi karena peradangan akibat penyumbatan.
Mencuci muka
setiap hari memang bisa menyingkirkan kelebihan minyak, sel kulit mati
dan debu, tetapi frekuensi pembersihan yang terlalu sering juga membuat
kondisinya lebih buruk. Jaga keseimbangan minyak pada kulit dengan
mencucinya memakai sabun yang lembut tidak lebih dari dua kali dalam
sehari.
Mitos: Disebabkan makanan berlemak
Fakta: "Kontroversi diet terhadap jerawat terus berlanjut," terang Amy Derick,
MD, FAAD, seorang dermatolog dari Great Barrington, Illinois."Ide bahwa
cokelat dan kafein menyebabkan jerawat belum pernah benar-benar
terbukti," tutur Derick, seperti dikutip situs webmd.com. Beberapa
studi, terang dia, telah menunjukkan bahwa produk susu kemungkinan
memengaruhi jerawat, karena adanya hormon dan bakteri dalam susu."Tapi
datanya tidak kuat. Dan saya tidak menganjurkan seorang perempuan
berusia 30 untuk mengurangi asupan susu yang sangat diperlukan untuk
kesehatan tulang," tegas Derick.
Mitos: Penggunaan kosmetik picu jerawat
Fakta: Memang ada beberapa jenis kosmetik yang memicu jerawat karena
menyumbat pori-pori. Tetapi beberapa kosmetik yang tergolong
"non-comedogenic" atau "non-acnegenic" merupakan pilihan yang aman.
Bahkan beberapa produk memiliki zat aktif pencegah jerawat, misalnya zat
benzoyl peroxide atau asam salisilat.
Mitos: Dosis yang tinggi lebih cepat menghilangkan jerawat
Fakta: Begitu menyadari kulitnya memburuk, biasanya kita langsung
menambahkan dosis pemakaian obat jerawat. Padahal dosis yang berlebihan
bisa berbahaya dan akan menyebabkan kulit iritasi, kering dan lebih
banyak jerawat yang timbul. Jika obat yang dipakai tidak menunjukkan
hasil dalam 6-8 minggu, konsultasikan ke dokter kulit.
Mitos: Aktifitas seksual menyebabkan jerawat
Fakta: Sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukung pendapat
tersebut. Aktivitas seksual dan pengeluaran hormon memang saling
berkaitan tetapi efek aktivitas seksual pada produksi kelenjar minyak
tidak ada. Kadar hormon antara lain dipengaruhi oleh stres dan emosi.
Mitos: Jerawat hanya berdampak pada penampilan
Fakta: Bukan hanya penampilan yang terpengaruh oleh jerawat tapi juga
psikologi. Seseorang mungkin saja kehilangan kepercayaan diri dan
mengalami depresi karena jerawat yang membandel.
Mitos: Memencet jerawat mempercepat kesembuhan
Fakta: Ini juga merupakan konsep yang sama sekali salah dan berbahaya.
Infeksi akan timbul akibat kebiasaan memencet jerawat sehingga bakteri
lebih menyebar. Bahkan bekas jerawat itu sendiri tidak bisa hilang.
Mitos: Jerawat hanya timbul di usia remaja
Fakta:Survei-survei telah menemukan sejumlah besar
orang dewasa yang masih berjerawat di usia 30-an, 40-an, dan bahkan
50-an. Jerawat di usia 36 mungkin kelihatan berbeda (cenderung berupa
bulatan merah di sekitar mulut dan rahang) dengan usia 16 (cenderung
berupa bintik putih dan hitam yang tersebar di seluruh kening, hidung,
dan pipi). Meskipun tampilannya berbeda, keduanya tetap saja jerawat.
Mitos : Stres picu jerawat
Mitos ini kemungkinan mempunyai beberapa fakta di kehidupan sebenarnya, tapi masih sulit untuk diukur secara pasti."Beberapa studi menemukan bahwa mahasiswa mengalami peningkatan jumlah jerawat selama mengikuti ujian akhir, tapi belum bisa dipastikan adanya hubungan sebab-akibat," terang Derick. Tidak semua mahasiswa mengalami penambahan jerawat selama menghadapi masa-masa yang penuh tekanan."Jadi, stres kemungkinan berperan. Tapi, kami belum melihat ada studi yang menunjukkan bahwa stres bisa memperburuk jerawat."
Mitos ini kemungkinan mempunyai beberapa fakta di kehidupan sebenarnya, tapi masih sulit untuk diukur secara pasti."Beberapa studi menemukan bahwa mahasiswa mengalami peningkatan jumlah jerawat selama mengikuti ujian akhir, tapi belum bisa dipastikan adanya hubungan sebab-akibat," terang Derick. Tidak semua mahasiswa mengalami penambahan jerawat selama menghadapi masa-masa yang penuh tekanan."Jadi, stres kemungkinan berperan. Tapi, kami belum melihat ada studi yang menunjukkan bahwa stres bisa memperburuk jerawat."
Dijual Sabun Natural:
Dengan 100% Bahan Alami, tanpa pengawet, tanpa pewangi buatan. Stok terbatas!!! Klik link dibawah ini untuk keterangan lebih lanjut :
Tentang: Julia Natural Soap